NAMA:
ENTHENY RAFIF SYUJA
DIMAS PERMANA FITRA
|
IP ADDRESS
DAN
SUBNETTING
|
TANGGAL
: RABU 1- 8 -2018
|
KELAS
: XII – TKJ 1
|
SK/KD
: SUBNETING
|
|
JOB : 1
|
NILAI
|
Materi : IP Address
A.Pengertian ip address
B.Sejarah ip address
C.Format penulisan IP ADDRESS
D.Jenis-jenis ip address
E.Pembagian kelas ip address
F.Address khusus
G.Aturan dasar pemilihan network id dan host id
H.Contoh-contoh ip address kelas A-B-C (masing-masing
5)
Tentukan
mana network id dan host id
Materi : Subnetting
A.Pengertian Subnetting
B.Alasan melakukan subnetting
C.Tujuan subnetting
D.Fungsi subnetting
E.Proses subnetting
F. Mengenai teknik subnetting
G.Aturan-aturan dalam membuat subnetting
H.Perhitungan subnetting
JAWABAN!
1. IP Address adalah sebuah
alamat pada komputer agar komputer bisa saling terhubung dengan komputer lain,
IP Address terdiri dari 4 Blok, setiap Blok di isi oleh angka 0 - 255. Contoh
IP Address seperti 192.168.100.1 , 10.57.38.223 , ini adalah IPv4.
2. 1969 – 1989
IMP (Interface
Message Processor)
Adalah generasi
pertama dari gateway yang saat ini dikenal sebagai router. Digunakan untuk
interkoneksi peserta ke ARPANET (Advanced Research Project Agency Network)
dari akhir 1960-an hingga 1989. Bisa dikatakan sebagai nenek moyang dari IP
address, yang terdokumentasi dengan nama RFC 1 (request for command).
Berkapasitas 5 Bit address. Ada sebuah varian dari IMP yang disebut TIP yang
menghubungkan terminal dan bukan untuk jaringankcomputer. IMP digunakan di
pusat ARPANET sampai akhirnya dihentikan 20 tahun kemudian tepatnya pada tahun
1989.
1977 – 1979
Bagaimana dengan IPv1,
IPv2, IPv3?
Dalam RFC 791 IP
didefinisikan versi pertama yang digunakan sebagai Internet Protocol. RFC
adalah sebuah memorandum yang diterbitkan oleh Internet Engineering Task Force
(IETF) menjelaskan tentang metode, perilaku, penelitian, atau inovasi berlaku
untuk kerja dari Internet dan system yang terhubung di Internet. Dan ternyata
bukan versi 1 tapi versi 4!!, ini tentu saja mengartikan bahwa pada dasarnya
protocol ini ada versi sebelumnya. Terlepas dari benar-benar ada atau tidaknya,
IP dibuat saat fungsi-fungsinya terbagi dari TCP versi sebelumnya yang
dikombinasikan antara fungsi TCP dan Fungsi IP. TCP berkembang melalui tiga
versi sebelumnya dan terbagi dari TCP dan IP untuk versi keempat. Versi nomor 4
itu diaplikasikan untuk TCP maupun IP untuk konsistensinya. Meskipun dari
namanya mengisyaratkan versi sebelumnya, namun IP versi 4 adalah yang pertama
digunakan secara meluas pada TCP/IP yang modern.
1981 – sekarang
IPv4
Sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan dalam protocol jaringan TCP/IP untuk
komunikasi antar node-nya, format alamat dalam Internet dinyatakan dalam nomor
32-bit (RFC1166) dan dibagi atas 4 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari
8-bit atau octet, yang sekarang dinamakan Internet Protocol versi 4 yang masih
digunakan sampai hari ini.
IPv5
Apa yang terjadi dengan
IPv5? Jawabannya adalah tidak ada. sengaja dilewati untuk menghindari
kebingungan. Masalah dengan versi 5 berhubungan dengan protokol TCP / IP
eksperimental yang disebut Internet Protocol Streaming, yang awalnya
didefinisikan dalam RFC 1190, Protokol ini bukanlah versi kelanjutan dari IPv4
melainkan dibuat sebagai pelengkap IP untuk membawa traffic percakapan suara
dan konferensi dengan garansi delay dan bandwidth. Saya tidak mendapatkan
informasi yang pasti untuk tahun awal dikembangkan, namun kalau mengacu dari
RFC1190 itu adalah tahun 1990.
1995 – sekarang dan
dimasa yang akan datang
IPv6
Seiring dengan
pertumbuhan Internet yang sangat pesat di seluruh dunia yang menyebabkan IPv4
dengan format 32-bit tidak bisa lagi menampung kebutuhan pengalamatan internet
setelah jangka 20 tahun kedepan. Dari hasil riset dan perhitungan pakar
IETF menyebutkan dengan hanya 32-bit format address hanya bisa menampung kurang
lebih 4 milliar host di dunia ini. Pada tahun 1992 IETF selaku komunitas
terbuka Internet membuka diskusi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari
format IP generasi selanjutnya setelah IPv4, setelah pembahasan yang
panjang, baru pada tahun 1995 ditetapkan melalui RFC2460 IPv6 sebagai IP
generasi berikutnya (Next generation yang biasa disebut IPng) yang dapat
menampung sekitar 340 milliar trilliun bahkan lebih host address, bisa
diibaratkan bila semua manusia di dunia ini membutuhkan IP maka IPv6 itu juga
belum akan habis (lebay sedikit J). Pengembangan IPv6 ini sudah dilakukan
banyak pihak diseluruh dunia seperti Internet Service Provider, Internet
Exchange Point, militer, dan Universitas.
3. Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Setiap 8 bit kita sebut oktet. Dan dari 32 binary bit tersebut terbagi lagi menjadi 4 oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP
address ini mempunyai nilai tiap oktet diantara 0 sampai 255 dalam format
desimal atau dari 00000000 sampai 11111111 dalam format binary. Notasi IP
address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga
sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4
buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan
desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP
address dalam format biner
dan desimal :
dan desimal :
Jika pada
sebuah oktet semua angka biner bernilai 1, maka nilai desimal dalam oktet
tersebut adalah 255. Cara konversi dari biner ke desimal, adalah dengan
memperhatikan nilai bit. Jika dilihat dari posisi bit, bit paling kanan
memiliki nilai 2 pangkat 0. Dan nilai pangkat ditambahkan untuk angka biner
sebelah kirinya menjadi 2 pangkat 1. Terus dilanjutkan sampai bit paling kiri.
Perhatikan gambarnya ya temen2 :
Kita coba
jabarkan IP address 172.16.254.1 ke format biner. Seperti yang telah kita
pelajari sebelumnya bahwa satu IP address terbentuk dari 32 bit, maka detailnya
akan menjadi seperti dibawah ini :
4.IP address punya kelas atau bagian masing bisa juga disebut
jenis-jenis IP address,IP address memiliki 5 jenis atau bagin ,dari 5 IP
address tersebut memliki perbedaan masing-masing.Lihat perbedaan nya di bawah
ini Cekidot:
1. Kelas A
Fungsi Kelas A adalah Jaringan yang berukuran sangat besar, yang pada tiap jaringannya terdapat sekitar 16 juta host.
Fungsi Kelas A adalah Jaringan yang berukuran sangat besar, yang pada tiap jaringannya terdapat sekitar 16 juta host.
Formatnya :
-Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
-Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
·
Bit pertama : 0
·
Panjang Network ID : 8 bit
·
Panjang Host ID : 24 bit
·
Byte pertama : 0 – 127
·
Jumlah : 126 kelas A (0 dan 127
dicadangkan)
·
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
·
Jumlah IP : 16.777.214 IP address pada
tiap kelas A
2. Kelas B
Fungsi Kelas B adalah jaringan dengan ukuran sedang-besar.
Fungsi Kelas B adalah jaringan dengan ukuran sedang-besar.
·
Format :
10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
·
2 bit pertama : 10
·
Panjang Network ID : 16 bit
·
Panjang Host ID : 16 bit
·
Byte pertama : 128 – 191
·
Jumlah : 16.384 kelas B
·
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
·
Jumlah IP : 65.535 IP address pada
tiap kelas B
3. Kelas C
Fungsi kelas C adalah untuk jaringan berukuran kecil.
Fungsi kelas C adalah untuk jaringan berukuran kecil.
·
Format :
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
·
3 bit pertama : 110
·
Panjang Network ID : 24 bit
·
Panjang Host ID : 8 bit
·
Byte pertama : 192 – 223
·
Jumlah : 2.097.152 kelas C
·
Range IP : 192.0.0.xxx sampai
223.255.255.xxx
·
Jumlah IP : 254 IP address pada tiap
kelas C
4. Kelas D
Fungsi kelas D digunakan untuk keperluan multicasting dan tidak mengenal adanya Net-ID dan Host-ID
Fungsi kelas D digunakan untuk keperluan multicasting dan tidak mengenal adanya Net-ID dan Host-ID
·
4 Bit Pertama : 1110
·
Byte Inisial : 224 – 247
5. Kelas E
Fungsi kelas D adalah ini digunakan untuk keperluan Eksperimental
Fungsi kelas D adalah ini digunakan untuk keperluan Eksperimental
·
4 Bit Pertama : 1111
·
Byte Inisial : 248 – 255
5. Pembagian
Kelas IP Address
Kelas A
Format
|
0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
(n = Net ID, h = Host ID)
|
Bit Pertama
|
0
|
Panjang Net ID
|
8 bit (1 oktet)
|
Panjang Host ID
|
24 bit (3 oktet)
|
Oktet pertama
|
0 - 127
|
Range IP address
|
1.xxx.xxx.xxx.sampai
126.xxx.xxx.xxx (0 dan 127 dicadangkan)
|
Jumlah Network
|
126
|
Jumlah IP address
|
16.777.214
|
IP kelas A untuk sedikit jaringan dengan host yang sangat banyak. cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah Network ID :113, Host ID = 46.5.6
Kelas B
Format
|
10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
(n = Net ID, h = Host ID)
|
2 bit pertama
|
10
|
Panjang Net ID
|
16 bit (2 oktet)
|
Panjang Host ID
|
16 bit (2 oktet)
|
Oktet pertama
|
128 - 191
|
Range IP address
|
128.0.0.xxx sampai
191.255.xxx.xxx
|
Jumlah Network
|
16.384
|
Jumlah IP address
|
65.534
|
Biasa digunakan untuk jaringan besar dan sedang. dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutnya, network IP kelas B dapat menampung sekitar 65000 host.
Kelas C
Format
|
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
(n = Net ID, h = Host ID)
|
3 bit pertama
|
110
|
Panjang Net ID
|
24 bit (3 oktet)
|
Panjang Host ID
|
8 bit (1 oktet)
|
Oktet pertama
|
192 - 223
|
Range IP address
|
192.0.0.xxx sampai
255.255.255.xxx
|
Jumlah Network
|
2.097.152
|
Jumlah IP address
|
254
|
Host ID adalah 8 bit terakhi, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang masing-masing memiliki 256 IP address Tiga bit pertama IP address kelas C selalu berisi 111 dengan 21 bit berikutnya. Host ID ialah 8 bit terakhir.
Kelas D
Format
|
1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
|
4 Bit pertama
|
1110
|
Bit multicast
|
28 bit
|
Byte Inisial
|
224-247
|
Deskripsi
|
Kelas D adalah ruang
alamat multicast
|
Kelas ini digunakan untuk keperluan Multicasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.
Kelas E
Format
|
1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
|
4 bit pertama
|
1111
|
Bit cadangan
|
28 bit
|
Byte inisial
|
248-255
|
Deskripsi
|
Kelas E adalah ruang
alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental
|
6. Address Khusus IP
A. Adress Khusus
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk keperluan host, address tersebut adalah :
1. Network Address :
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
address ini digunakan untuk mengenal suatu network pada jaringan internet. tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet, router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana diagram tersebut harus dikirimkan analoginya.
2. Broadcast Address :
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
address ini digunakan untuk mengirim / menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP adress dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram, yaitu:
– IP adressnya yang bersifat Unix
– broadcast pada network dimana tempat itu berada.
jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi penting.
3. Multicast Address :
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
kelas address A, B, C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram – datagram unicast, artinya datagram / paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain mengabaikannya. jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone ( Mbone ) .
- Network
ID tidak boleh sama dengan 127 karna secara default digunakan untuk
keperluan Loopback yaitu IP Address yang digunakan
komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
- Network
ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit di set 1) karna ID
Broadcast (dalam hal ini adalah Network ID) merupakan alamat yang mewakili
seluruh anggota jaringan.
- Network
ID dan Host ID tidak boleh 0 (nol). IP Address dengan Host ID 0 (nol) akan
diartikan sebagai alamat Network yaitu alamat yang dipergunakan untuk
menunjuk suatu jaringan dan tidak munujk suatu Host.
- Host
ID harus Unik dalam sebuah jaringan karna tidak boleh ada dua Host yang
mempunyai Host ID yang sama.
8. IP Address terpisah menjadi dua
bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID untuk
mengidentifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID untuk
mengidentifikasi host di dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung
di dalam jaringan yang sama akan memiliki net ID yang sama. Sebagian dari
bit-bit awal pada IP Address merupakan network bit atau network number,
sedangkan sisanya untuk host. Untuk membedakan net ID dan host ID, ada garis
pemisah yang ditentukan dari pembagian
kelas IP address dan subnetting yang dilakukan.
Kelas
di dalam IP address terbagi menjadi lima, yaitu kelas A, kelas B, kelas C,
kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada skala jaringan dan jumlah
hostnya. IP address juga perlu untuk dilakukan subnetting agar pemakaian IP
address pada jaringan menjadi efektif dan efisien. Pada artikel kali ini, kami
akan menjelaskan lebih detail mengenai contoh IP address kelas A beserta cara
subnettingnya. Tanpa berlama-lama, berikut ini adalah penjelasannya untuk Anda.
Pengertian IP Address kelas A
Bit
pertama pada IP address kelas A adalah “0” di dalam bilangan biner, dengan
panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Sehingga, byte pertama IP
address kelas A memiliki nilai dari 0-127 dalam bilangan desimal. Pada IP
Address kelas A, terdapat 127 network dengan tiap networknya dapat
mengalamatkan sekitar 16 juta host. IP address kelas A biasanya digunakan untuk
jaringan komputer skala besar. Contohnya adalah jaringan telekomunikasi global
yang terdiri dari perangkat keras jaringan komputer yang cukup kompleks.
Bit-bit di dalam IP address kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:
n
= bit network; h = bit host
Subnetting IP Address Kelas A
Seperti
yang kami bilang sebelumnya, subnetting dilakukan untuk efisiensi dan
efektifitas dalam pemakaian IP address di dalam jaringan komputer. Untuk
melakukan subnetting, Anda harus memperhatikan beberapa informasi, seperti
subnet mask, dan kelas IP address yang digunakan. Untuk memberikan Anda pemahaman
mengenai subnetting IP address kelas A, kami akan memberikan contoh IP address
kelas A. Ok, sekarang kami berikan contoh sebuah IP address dengan network
address 10.0.0.0/16. Gimana
yah cara melakukan subnettingnya? Ada dua cara yang bisa Anda lakukan, berikut
ini kedua cara tersebut:
- Cara pertama
Konsep
subnetting IP address kelas A sebenarnya sama saja dengan contoh
IP address kelas B yang kami jelaskan sebelumnya. Perbedaannya hanya
pada oktet mana kita akan “mainkan” blok subnet-nya. Jika kelas C berarti di
oktet keempat (terakhir), kelas B di oktet ketiga dan keempat (2 oktet
terakhir), dan jika kelas A berarti di oktet kedua, ketiga, dan keempat (3
oktet terakhir). Lalu, subnet mask yang biasa digunakan untuk subnetting IP
address kelas A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Analisa:
10.0.0.0, IP address kelas A dengan Subnet Mask /16, yang berarti deret biner
subnetnya adalah 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
- Jumlah
Subnet =
2x, dimana x adalah banyaknya bilangan biner “1” pada 3 oktet
terakhir. Artinya, dapat dihitung 28 = 256 subnet
- Jumlah
Host per Subnet = 2y –
2, dimana y adalah adalah banyaknya bilangan biner “0” pada 3 oktet
terakhir. Artinya, dapat dihitung 216 – 2 = 65534 host
- Blok
Subnet =
256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0, 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
- Alamat
host dan broadcast yang valid?
Mari kita simak tabel berikut
Alamat Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Alamat Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Alamat Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Alamat Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
- Cara kedua
Cara
kedua kali ini caranya hampir sama seperti penjelasan kami sebelumnya
pada contoh
IP address kelas C dan kelas B. Yang membedakan pada subnetting IP
address kelas A hanyalah pada oktet yang dimainkan untuk metode subnettingnya.
Kali ini, kami akan berikan contoh IP address 10.85.30.2 /12. Tentukan
alamat subnet, alamat host pertama dan terakhir, serta alamat broadcastnya!
10
|
85
|
30
|
2
|
1111111
|
11110000
|
0000000
|
0000000
|
Oktet
1
|
Oktet
2
|
Oktet
3
|
Oktet
4
|
256
|
256
|
Anda
ingat tabel di bawah ini? Tabel tersebut akan kita gunakan kembali dalam metode
subnetting IP address kelas A kali ini.
Nilai CIDR
|
Total IP Address
|
/24
|
256
|
/25
|
128
|
/26
|
64
|
/27
|
32
|
/28
|
16
|
/29
|
8
|
/30
|
4
|
Karena
pada contoh kali ini adalah contoh IP address kelas A, maka hostnya yang
menjadi acuan di dalam perhitungan adalah 85, jadi cara menghitungnya adalah
/12 + 16 sehingga 12 + 16 = /28 (angka 16 didapat dari penjumlahan oktet 3 dan
oktet 4 yang masing-masing oktet berjumlah 8 biner, jadi 8 + 8 = 16). Sehingga
nilai CIDR-nya menjadi /28, yang berdasarkan pada tabel di atas, mempunyai
total IP address sebanyak 16 yang range IP address-nya adalah (0-15). Maksudnya
IP address yang tersedia dimulai dari 10.0.0.0 – 10.15.255.255. Pada contoh
ini, 10.85.30.2 tidak termasuk dalam range IP address (0-15). Untuk mengetahui
host 85 termasuk ke dalam range IP address yang mana, kita akan menggunakan
cara yang sama persis ketika perhitungan subnetting IP address kelas C dan B,
yaitu 85 dibagi total IP address-nya yaitu 16 dan hasilnya dikali 16 juga.
Sehingga dapat dituliskan seperti di bawah ini:,
85
/ 16 = 5,13, hasilnya digenapkan menjadi 5. Lalu5 x 16 = 80 dan 80 + 15 = 95
(80 – 95 ) sehingga host 85 terdapat di range IP address (80 – 95). Maksudnya
ip address 10.85.30.2 terdapat di dalam range IP address 10.80.0.0 sampai
10.95.255.255.
Jangan
lupa, karena ini merupakan IP address kelas A, bukan berati total IP
address-nya ada 16. Yang benar adalah 16 x 256 x 256 = 1.048.576. Jadi /12
mempunyai total IP address sebanyak 1.048.576 host. Jika dituliskan
hasil-hasilnya, maka akan seperti di bawah ini.
Alamat
Network = 10.80.0.0
IP Address Awal = 10.80.0.1
IP Address Akhir = 10.95.255.254
Alamat Broadcast = 10.95.255.255
Subnet mask = 256-16 = 255.240.0.0
IP Address Awal = 10.80.0.1
IP Address Akhir = 10.95.255.254
Alamat Broadcast = 10.95.255.255
Subnet mask = 256-16 = 255.240.0.0
Kesimpulannya,
dan materi subnetting dan contoh IP address yang kami tuliskan akhir-akhir ini,
kita dapat melihat bahwa cara perhitungan subnetting dari IP address kelas A,
B, dan C itu sama saja. Yang membedakan hanyalah oktet berapa yang akan
“dimainkan”. Sekian artikel kami kali ini seputar contoh IP address kelas
A beserta cara subnettingnya. Semoga artikel kali ini dapat menambah wawasan
kita lebih dalam seputar networking dan cara-cara subentting.
Kelas B
IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10, sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (128 – 191).
IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10, sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (128 – 191).
Karakteristik IP Kelas B
Format : 10NNNNNN..NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 150.70.45.18 maka
Network ID = 150.70
HostID = 60.56
Format : 10NNNNNN..NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH
Bit Pertama : 10
NetworkID : 16 bit
HostID : 16 bit
Bit Pertama : 128 -191
Jumlah : 16.384
Range IP : 128.1.x.x – 191.155.x.x
Jumlah IP : 65.532
Misalnya IP address 150.70.45.18 maka
Network ID = 150.70
HostID = 60.56
- Untuk
Subnetmask =255.255.0.0
- Jadi
IP di atas mempunyai host dengan nomor 60.56 pada jaringan 150.70
Kelas C
IP address kelas C terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Biasanya ini terdapat dalam Warnet-Warnet maupun sebuah sekolah. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (192 – 223).
IP address kelas C terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Biasanya ini terdapat dalam Warnet-Warnet maupun sebuah sekolah. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (192 – 223).
Karakteristik IP Kelas C
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 – 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
Misalnya IP address 192.168.1.1 maka
Network ID = 192.168.1
HostID = 1
Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH
Bit Pertama : 110
NetworkID : 24 bit
HostID : 8 bit
Bit Pertama : 192 – 223
Jumlah : 16.384
Range IP : 192.0.0.x.x – 223.255.255.x.x
Jumlah IP : 254 IP
Misalnya IP address 192.168.1.1 maka
Network ID = 192.168.1
HostID = 1
- Untuk
Subnetmask =255.255.225.0
1. Subnetting adalah
teknik memecah network (jaringan komputer) menjadi beberapa subnetwork yang
lebih kecil.
2. A.
Mengurangi efek broadcast
Broadcast berarti menyebarkan
paket yang dikrimkan oleh salah satu host ke semua host yang tergabung dalam
sebuah jaringan LAN. Dalam sebuah jaringan LAN (Local Area Network), ketika
sebuah komputer mengirimkan kepada salah satu komputer pada jaringan yang sama,
maka semua komputer pada jaringan LAN yang sama akan menerima pesan tersebut
dan mengecek untuk memastikan bahwa pesan tersebut ditujukan untuk dirinya atau
tidak. Jika pesan tersebut bukan ditujukan untuk dirinya, maka pesan tersebut
akan dibuang. Efek
dari broadcasat ini dapat menyebabkan lalu lintas data yang padat pada sebuah
jaringan LAN, terlebih jika pada jaringan tersebut terdapat banyak host. Dengan
subnetting, kita dapat mengecilkan range sebuah blok IP address pada sebuah
jaringan. Dengan demikian, pesan broadcast yang dikirim secara otomatis menjadi
lebih sedikit sesuai dengan jumlah host yang tersedia.
B.Penggunaan IP address menjadi efisien
Inilah tujuan lain dari metode subnetting yang dapat
membuat penggunaan IP address menjadi lebih irit atau efisien. Dalam sebuah
LAN, kita terbiasa menggunakan IP address kelas C yang memiliki jumlah host
secara default 254. Namun kita tidak perlu menggunakan blok dengan jumlah blok
sebanyak itu, karena dengan subnetting kita bisa membuatnya lebih kecil sesuai
denngan jumlah host yang ada.
C. Utuk pengamanan
Hal ini biasanya sering diterapkan untuk koneksi
point-to-point, baik antara server dengan server maupun server dengan router.
Demi keamanan, sangat dianjurkan menggunakan subnetting untuk menentukan range
blok pada network address tersebut hanya terdiri atas 2 IP address saja. Dengan
demikaian komputer atau perangkat jaringan terssebut tidak akan bisa terkoneksi
dengan komputer lain karena IP address yang tersedia hanyalah 2 IP
address saja.
3. Tujuan Subnetting
Setelah mengetahui pengertian di atas, bisa kita
tentukan tujuan dari subnetting ada beberapa, yaitu:
- Membagi
satu jaringan menjadi beberapa beberapa sub-jaringan atau jaringan yang
lebih kecil.
- Menempatkan
suatu host apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
- Mengatasi
masalah pada perbedaan perangkat keras (hardware) dengan topologi
jaringan yang digunakan.
- Membuat
penggunaan dari IP Address menjadi lebih efisien atau efektif.
4. Fungsi Subnetting
Setelah tujuan dari subnetting, berikut ini adalah
beberapa fungsi dari subnetting itu sendiri:
- Mengurangi traffic atau
lalu lintas jaringan, sehingga data yang lewat atau sedang ditransfer
tidak akan bertabrakan (collision).
- Kerja
jaringan yang lebih optimalkan.
- Membuat
pengelolaan jaringan lebih sederhana.
- Membantu
pengembangan jaringan ke arah yang cenderung menjauh dari area jaringan
itu sendiri.
5. Proses Subnetting
a. Menentukan subnet yang valid,
b.Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet,
c.Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask,
d.Menentukan jumlah host per subnet,
e.Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
a. Menentukan subnet yang valid,
b.Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet,
c.Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask,
d.Menentukan jumlah host per subnet,
e.Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
6. MENGENAL TEKNIK SUBNETTING
Setelah sebelumnya blog gaptek ini membahas tentang
“ Mengenal Kelas IP Address”, maka melanjutkan pembahasan tersebut dalam
postingan kali ini blog gaptek memberanikan diri membahas tentang “Mengenal
Teknik Subnetting “, mari kita mulai.
Apa itu Subnetting?
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi
beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP
addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting
akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum
host yang ada dalam tiap network tersebut.
Apa tujuan Subnetting?
Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau
Apa manfaat subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu
melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address
2. Mengatasi
masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network,
karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media
fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
3. Meningkatkan
security dan mengurangi terjadinya kesalahan akibat terlalu banyaknya host
dalam suatu network.
Sebagai gambaran untuk mengenal teknik
subnetting ini contoh kasusnya kira-kira seperti berikut:
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer
(host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat
kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai
berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan
subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai
berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang
berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork,
maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask
255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa
subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet,
dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik
subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network
maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari
subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan
security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa
komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka
kita harus menggunakan Router.
7.
Terdapat aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask:
Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga,
oktet pertama dari subnet pasti 255.
1. Angka maksimal
untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk
host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh
32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah
nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan
sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address
dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda
menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID,
(host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu
sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum
network ID adalah 30 bit.
2. Karena network ID
selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin
digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah
kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
BINARY
OCNET
|
DECIMAL
|
00000000
|
0
|
10000000
|
128
|
11000000
|
192
|
11100000
|
224
|
11110000
|
240
|
11111000
|
248
|
11111100
|
252
|
11111110
|
254
|
11111111
|
255
|
8. Penghitungan
Subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara,
cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada
hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah
yaitu:
· Jumlah
Subnet.
· Jumlah
Host per Subnet.
· Blok
Subnet.
· Alamat
Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2.
Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address
192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24
diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1.
Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar